Monday, December 15, 2008

Properti Rumah untuk tempat tinggal atau Investasi ?


Sebagai pembeli rumah, tujuan paling utama adalah untuk didiami. Namun di masyarakat sekarang yang ada bukan hanya pembeli pertama ingin menjadikannya sebagai tempat tinggal, masih banyak lagi individu yang ingin membeli rumah kedua, ketiga untuk sarana investasi jangka panjang.

Mereka berharap akan mendapatkan penghasilan berupa sewa rumah. Dalam situasi di manapasar dalam keadaan baik, hasil dari sewa rumah atau properti lebih besar dari hasil yang diberikan oleh instrumen investasi deposito. Di lain pihak Anda juga akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual bila Anda memutuskan untuk menjual kelak. Menetapkan harga properti di saat siklus perubahan harga terendah atau tertinggi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan guna mencapai satu kesimpulan bahwa siklus dari harga properti sudah mencapai harga terendah atau tertinggi, di mana angka pertumbuhan penduduk yang pertama harus dilihat. Diikuti oleh penghasilan per kapita dan pertumbuhan perekonomian dari suatu negara.

Tingkat suku bunga juga harus dipertimbangkan karena itu akan mempengaruhi mahal atau tidaknya harga yang dikeluarkan untuk memiliki rumah. Kondisi ini akan berubah setiap tahun.

Pertimbangan sebelum membeli Rumah

Kendala semakin mahalnya harga tanah atau rumah di lokasi yang baik mengakibatkan kita harus berpikir ekstra keras guna membeli rumah idaman. Ada beberapa hal yang harus anda perhatikan sebelum memutuskan untuk membeli rumah.

Kapan Saatnya Membeli Rumah?

Secara teori memang sangat mudah untuk mengatakan bahwa seharusnya Anda membeli rumah di saat harga sedang turun atau sudah mencapai harga terendah. Yang menjadi persoalan justru menentukan kapan rumah mencapai harga terendah adalah pekerjaan rumah yang kompleks.
Sejarah menyatakan bahwa investasi di properti baik untuk jangka waktu yang panjang, apalagi di saat perekonomian bagus harga properti bisa melambung. Akan tetapi dapat terjadi sebaliknya, di saat perekonomian jatuh.
Perhatikan Harga Properti

Pengertian mendasar atas terjadinya kenaikan atau penurunan harga properti secara umum didasari oleh beberapa faktor:

  • Kenaikan tingkat populasi
  • Pertumbuhan ekonomi
  • Kenaikan penghasilan per kapita/ per keluarga
  • Tingkat suku bunga.

Trend kenaikan harga properti akan sangat dipengaruhi oleh kenaikan angka pertumbuhan penduduk di sebuah negara atau daerah. Di negara dengan kenaikan angka populasi berlipat, angka pertumbuhan jumlah keluarga di masa depan juga bertambah tinggi yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya permintaan akan tanah atau rumah. Apabila tanah atau rumah yang tersedia tidak dapat memenuhi semua permintaan maka akibat selanjutnya adalah kenaikan harga properti. Sebaliknya juga benar. Apabila tingkat pertumbuhan penduduk sebuah negara menurun, yang mengakibatkan berlebihnya persedian tanah atau rumah daripada yang bisa diserap oleh masyarakat, harga properti pun akan menurun. Tentu saja bukan hanya angka pertumbuhan atau tingkat populasi yang harus diperhitungkan, akan tetapi keberadaan akan dana di kantung masyarakat juga sangat mempengaruhi. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara, juga ikut mempengaruhi pergerakan harga properti. Apabila perkonomian bertumbuh dengan baik dan tingkat pengangguran juga menurun, banyak anggota masyarakat mampu membeli rumah sehingga pasar properti akan tumbuh dengan pesat. Sebaliknya bila perekonomian menurun (masa resesi) dan pekerjaan sangat sulit diperoleh, masyarakat akan menunda membeli rumah sehingga trend harga perumahan akan menurun. Harga properti cenderung akan naik di saat pendapatan per kapita juga naik. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang maju pesat, di mana lapangan pekerjaan yang tersedia cukup banyak, di mana semakin banyak pasangan suami-istri yang bekerja. Karena tingkat ketergantungan dari para pembeli rumah sekarang ini sangat terkait dengan kredit kepemilikan rumah, meningkatnya permintaan akan rumah sangat sensitif terhadap perkembangan tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga yang ditawarakan, semakin tinggi besarnya dana yang harus Anda bayarkan untuk kredit tersebut setiap bulannya dan semakin kurang kemampuan masyarakat untuk membeli rumah saat itu. Untuk alasan ini juga harga properti cenderung akan turun di saat tingkat suku bunga meningkat demikian juga sebaliknya.

Rumah Bogor

Media informasi bisnis property di kota Bogor dan sekitarnya